Selasa, 07 Februari 2012

Merpati Putih (MP)




Siapa yang tak mengenal perguruan silat Merpati Putih ? beberapa praktisi silat pasti mengenal perguruan ini. Namun apakah adakah yang tahu mengenai sejarahnya  dan perkembangannya? Berikut artikel yang didapat Tim SI mengenai sejarah dan perkembangannya dari panitia Kejurnas MP V/2010 .
Sekitar tahun 1960 Bapak Saring Hadi Poernomo aktif membina kedua puteranya sekaligus yaitu Poerwoto Hadi Poernomo dan Budisantoso Hadi Poernomo merupakan pewaris termuda yang dikenal dengan panggilan Mas Poeng dan Mas Budi.
Pada tahun 1962 mas Poeng dan mas Budi mendapat amanat dari ayahnya Sang Guru Bapak Saring Hadi Poernomo agar ilmu beladiri yang sebelumnya merupakan milik keluarga itu disebarluaskan kepada umum demi kepentingan bangsa.
Tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, Merpati Putih resmi didirikan. Sejak inilah Merpati Putih dikenal masyarakat berkat usaha yang keras dan tekun dari kedua putera Sang Guru Saring Hadi Poernomo, yang tidak segan-segan turun langsung menangani latihan atau dengan wejangan-wejangan yang pada dasarnya untuk membangkitkan gairah dan perkembangan Merpati Putih.
Tahun 1968 kedua putera Sang Guru mencoba mengembangkan sayap dengan dibentuknya cabang pertama Madiun JawaTimur. Selanjutnya pihak militer juga mulai ditembus dan berhasil. Dari hasil peragaannya mendapat kehormatan melatih seksi I Korem 072 dan Batalyon 403/Diponegoro di Yogyakarta.  Ketika itu  suasana memasuki era Orde baru.
Pada Tahun 1969 atau tepatnya 2 April 1969 Sang Guru Sarengat Hadi Poernomo wafat. Tahun 1973 Merpati Putih mendapat undangan untuk diadakan penelitian dari segi-segi yang menyangkut metode latihan yang diselenggarakannya. Penelitian di AKABRI udara ditangani langsung oleh tenaga-tenaga ahli, antara lain Prof. Dr. Achmad Muhammad Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM dibantu beberapa ahli lainnya dari AKABRI udara sendiri. Hasilnya menggembirakan dan ini mendorong pengembangan yang lebih luas wawasan Merpati Putih.Di Ibukota Jakarta pada tahun 1976 mendapat kehormatan melatih para anggota Pasukan Pengawal Presiden(PasWalPres).
Tahun 1977 komisariat cabang Jakarta dibentuk, dan mendapat peluang melatih para anggota Koppasandha di Cijantung sampai para anggota Kopassandha sanggup memperagakan keahliannya pada kemeriahan acara peringatan HUT ABRI 5 Oktober 1978.
Hingga kini, PPS. Betako Merpati Putih tersebar di tanah air dengan mempunyai hampir 100 cabang
dan lebih dari 10 pengurus daerah. Tidak hanya di Indonesia, Merpati Putih juga tersebar di manca negara seperti Amerika, Jepang, Paris, Belanda, Australia, Austria, NewZealand,dll.
Agar perguruan ini dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan terorganisir dengan baik, maka pada  17 April 1998, Mas Poeng dan Mas Budi mendirikan Yayasan Saring Hadipoernomo.  Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, ilmu kanuragan warisan orangtuanya mulai dikembangkan dan diteliti secara ilmiah bersama dengan adiknya, R Budi Santoso.

Pada tanggal 7- 11 Juli 2010, Setelah vakum lebih dari 12 (dua belas) tahun, Merpati Putih menyelenggarakan Kejuaraan Nasional PPS. Betako Merpati Putih V/2010 bertempat di Padepokan Nasional Pencak Silat – Taman Mini. Disamping untuk mempertahankan keutuhan budaya bangsa Indonesia yang saat ini diakui oleh negara lain, Indonesia juga membutuhkan generasi yang berkualitas, berprestasi, tangguh dan sportif. Tema Kejurnas PPS. Betako Merpati PutihV/2010 adalah:
“Melalui Kejuaraan Nasional PPS. Betako Merpati Putih ke V kita kukuhkan kiprah dan peran Merpati Putih sebagai pilar pelestarian nilai budaya dan jati diri ”- “SaveOurCulture”
Materi yang dipertandingkan pada Kejurnas MP V/2010 :
1.  Laga(fighting)
2.  Stamina dan tenaga(pemecahan benda-benda keras)
3.  Getaran(tutup mata dan pemukulan benda keras dengan getaran)
4.  Seni tunggal,berpasangan dan regu
Pesan yang ingin disampaikan dari Kejurnas MP V/2010:
1.  Mempertahankan seni budaya bangsa dan menjaga kemurniannya
2.  Memantapkan ketangkasan dalam seni beladiri Merpati putih dikalangan anggota
3.  Lebih memasyarakatkan seni beladiri Merpati Putih di masyarakat
4.  Menggali potensi pesilat yang tangguh
Sampai saat ini PPS Betako Merpati Putih merupakan salah satu budaya bangsa Indonesia yang berada dibawah naungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) salah satu Pencak Silat kebanggaan bangsa dan merupakan salah satu wadah pengembangan diri menjadi manusia yang mencintai budayanya sendiri, terutama seni bela diri.

Bentuk dan Arti Lambang Merpati Putih

Bentuk Perisai Persegi Lima : Menggambarkan Dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila.
Bentuk Telapak Tangan : Menggambarkan semangat perjuangan, semangat kepahlawanan, semangat pembangunan, serta semangat gotong royong yang semua dapat diartikan dengan jiwa yang teguh, berjuang dengan gagah berani untuk mencapai tujuan yang suci. Merpati Putih cinta akan perdamaian dan berjiwa peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
Tulisan Merpati Putih dengan warna putih di atas pita merah : Dapat diartikan keberanian atas dasar kesucian, merupakan singkatan dari “Mersudi Patitising Tindak Puskanae Titising Hening”
Tulisan warna Merah ‘BETAKO’ yang di ambil dari “Beladiri Tangan Kosong”.
Gambar telapak tangan kanan, tepat diatas pergelangan tangan terlukis burung merpati putih sedang terbang.
Gambar pita merah bertuliskan “Merpati Putih” dengan warna putih yang merupakan singkatan dari “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening”, yang berarti :
Mer-sudi : Mencari sampai mendapatkan.
Pa-titising : Suatu titisan kedamaian lahir batin.
Ti-ndak : Tindakan yang telah di halalkan oleh Allah.
Pu-sakane : Sebagai bekal atau pusaka.
Ti-tising : Insan terkasih (manusia dan segala ciptaan-Nya).
Hening : Suci karena Allah.
Dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih :
“Mencari sampai mendapatkan suatu titisan kedamaian lahir batin, akan segala tindakan yang terpuji, untuk bekal atau pusaka ketentraman hidup di dunia sebagai insan suci ciptaan Tuhan Yang Maha Esa”.
Secara singkat dapat diartikan :
“Mencari sampai mendapat tindakan yang benar dengan ketenangan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar